Thursday, December 6, 2007

Evaluasi dalm konsep Nilai-nilai Islam

1. Adil

Dalam melakukan evaluasi, konsep keadilan harus tetap dipegang teguh oleh para tester atau evaluator. Dalam evaluasi, tester tidak boleh membedakan warna kulit, suku bangsa dan jenis kelamin. jika para tester tidak berbuat adil dalam evaluasi maka hasil evaluasi pun tidak akan valid. Hal ini sesuai dengan firman Allah yang artinya:
"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." (QS. An-Nahl: 90)

2. Jujur

Kejujuran merupakan sesuatu hal yang tidak bisa ditinggalkan dalam kegiatan apapun. Dalam proses evaluasi pun kejujuran harus tetap dilakukan. Karena jika tester tidak jujur, maka hasil evaluasinya tidak akan baik dan akan membohongi orang banyak.
Hal ini sesuai dengan Firman Allah :
"Sesungguhnya yang mengadakan kebohongan hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta." (QS. An-Nahl:105)

3. Tanggungjawab
Kita tahu bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan harus bisa dipertanggungjawabkan. sekecil apapun perbuatan itu! Apalagi dalam melakukan evaluasi yang menyangkut orang banyak. sebagaimana Firman Allah :
"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang berbuat kejahatan sebesar zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula." (QS. Al-Zalzalah: 7-8)

4. Tidak Berbuat Zalim
Kezaliman sangat tidak disukai oleh Allah. Dalam proses evaluasi pun para evaluator tidak boleh berbuat zallim karena hal ini dapat merugikan orang lain. kita harus profesional dalam menilai seseorang sesuai dengan kemampuannya, tanpa membedakan apakah dia teman, saudara atau siapapun.
Hal ini sesuai dengan Firman Allah :
" Dan mereka menyembah selain Allah apa yang Allah tidak menurunkan keterangan tentang itu, dan apa yang mereka sendiri tiada mempunyai pengetahuan terhadapnya. dan bagi orang-orang yang zalim sekali-sekali tidak ada seorang penolong pun." (QS. Al-Hajj:71)

Daftar "50 promising indonesia universities

Daftar "50 promising indonesia universities २००७" diurut berdasar alphabet;

  1. Ahmad Dahlan University : www.uad.ac.id
  2. Airlangga University : www.unair.ac.id
  3. Atma Jaya Catholic University Jakarta : www.atmajaya.ac.id
  4. Atma Jaya University Yogyakarta : www.uajy.ac.id
  5. Bandung Polytechnic for Manufacturing : www.polman-bandung.ac.id
  6. Bandung State Polytechnic : www.polban.ac.id
  7. Bina Nusantara University : www.binus.ac.id
  8. Bogor Agricultural University : www.ipb.ac.id
  9. Bunda Mulia University : www.bundamulia.ac.id
  10. Diponegoro University : www.undip.ac.id
  11. Gadjah Mada University : www.ugm.ac.id
  12. Indonesian Institute of the Arts, Jogja : www.isi.ac.id
  13. Indonesian Institute of the Arts , Denpasar : www.isi-dps.ac.id
  14. Indonesian Institute of the Arts , Surakarta : www.stsi-ska.ac.id
  15. Institut Teknologi Bandung : www.itb.ac.id
  16. Institute Teknologi Sepuluh November : www.its.ac.id
  17. Jakarta Institute of the Arts, The : www.ikj.ac.id
  18. Jember University : www.unej.ac.id
  19. Jenderal Soedirman University : www.unsoed.ac.id
  20. Maranatha Christian University : www.maranatha.edu
  21. Merdeka UniversityMalang : www.unmer.ac.id
  22. Muhammadiyah University of Malang : www.umm.ac.id
  23. Muhammadiyah University of Surakarta : www.ums.ac.id
  24. Padang State Polytechnic : www.polinpdg.ac.id
  25. Padang State University : www.unp.ac.id
  26. Padjadjaran University : www.unpad.ac.id
  27. Palangkaraya University : www.upr.ac.id
  28. Pancasila University : www.univpancasila.ac.id
  29. Parahyangan Catholic University : www.unpar.ac.id
  30. Pasundan University : www.unpar.ac.id
  31. Pelita Harapan University : www.uph.ac.id
  32. Sanata Dharma University : www.usd.ac.id
  33. Satya Wacana Christian University : www.uksw.edu
  34. Sebelas Maret University : www.uns.ac.id
  35. Soegijopranata Catholic University : www.unika.ac.id
  36. Sriwijaya University : www.unsri.ac.id
  37. State University of Malang : www.malang.ac.id
  38. State University of Medan : www.unimed.ac.id
  39. Supra School of Bussiness and Computer : www.supra.ac.id
  40. Tadulako University : www.untad.ac.id
  41. Telkom School of Engineering : www.stttelkom.ac.id
  42. Udayana University : www.unud.ac.id
  43. University of 17 Agustus 1945, The : www.untag-sb.ac.id
  44. University of Bengkulu : www.unib.ac.id
  45. University of Indonesia : www.ui.ac.id
  46. University of Mataram : www.unram.ac.id
  47. University of Surabaya : www.ubaya.ac.id
  48. Widyagama University of Malang : www.widyagama.ac.id
  49. Windya Mandala Catholic University Surabaya : www.wima.ac.id
  50. Yogyakarta State University : www.uny.ac.id

sumber,dikti,२००७
PerguruanTinggiTersebutDiatasMasuk250sampai500PTterbaikdidunia
yaituUIugmITBdanUNDIPsumberTIMESHIGHEREDUCATIONoct2006

SITUS POENTING

siTUs2 PEntINg

Tuesday, November 6, 2007

syarat evaluator

Syarat evaluator dan perbedaan evaluator eksternal dengan internal

1. Persyaratan untuk menjadi seorang evaluator:

  • Mampu melaksanakan, yaitu bahwa seorang evaluator harus memiliki kemampuan untuk melaksanakan evaluasi yang didukung oleh teori dan keterampilan praktik.
  • Cermat, yaitu dapat melihat celah-celah dan detail dari program serta bagian program yang akan dienaluasi.
  • Objektif, yaitu tidak mudah dipengaruhi oleh keinginan pribadi, mengumpulkan data sesuai dengan keadaannya dan mengambil kesimpulan sebagaimana diatur oleh ketentuan yang harus diikuti.
  • Sabar dan tekun, yaitu dalam melaksanakan tugas dimulai dari membuat rancangan kegiatan dalam bentuk proposal, menyusun instrumen, mengumpulkan data, danmenyusun laporan, tidak gegabah dan tergesa-gesa.
  • Hati-hati dan tanggung jawab, yaitu melakukan pekerjaan evaluasi dengan penuh pertimbangan, namun apabila masih ada kekliruan yang diperbuat, berani menanggung resiiko.

2. Perbedaan evaluator eksternal dan internal:
Evaluator eksternal adalah orang-orang yang tidak terkait dalam kebijakan dan implrmentasi program. Mereka berada diluar dan diminta oleh pengambil keputusan untuk mengevaluasi keberhasilan program atau keterlaksanaan kebijakan yang sudah dilaksanakan.
Evaluator internal adalah petugas enaluasi program yang sekaligus merupakan salah seorang dari petugas atau anggota pelaksana program yang dievaluasi.

Perbedaannya:
Evaluasi eksternal:

  • sulit untuk mengetahui tentang program lebih banyak
  • lebih dapat objektif
  • lebih kritis dan lebih mencari hal-hal atau informasi yang lebih penting

Evaluasi internal:

  • lebih mengetahui tentang program daripada orang lain
  • sulit untuk 100% objektif
  • lebih banyak mengetahui hal-hal yang sifatnya kontekstua

Tuesday, October 23, 2007

Mengagas pembelajaran efektif dan bermakna

Penerbit: NTP Press, Mataram, 2007

Buku ini merupakan salah satu panduan yang disusun oleh M. Sobry Sutikno yang di tujukan untuk para pendidik atau calon pendidik menjadi seorang pendidik yang professional.

Pertama disajikan susunan daftar isi buku yang dimulai dengan pendahuluan sebagai bagian pertama, kemudian dilanjutkan dengan bagian-bagian bahasan lainnya dan ditambahkan dengan daftar fustaka dan riwayat hidup.

Bagian pertama berisi pendahuluan yang berkisar pada urgensi pendidikan, bagian kedua berkisar pada bahasan menyelami tiga teori pendidikan, kemudian bagian ketiga tentang pandangan behavioristik dan konstuktivistik tentang pembelajaran, pada bagian keempat, menuju sekolah efektif, kelima; empat pilar belajar yang dicanangkan Unesco, keenam; sekilas tentang realita belajar kebanyakan, ketujuh; menggagas pembelajaran efektif dan bermakna, kedelapan; beberapa tips tambahan untuk mewujudkan pembelajaran efektif dan bermakna, kesembilan; model pembelajaran interaksi social, sebagai salah satu alternative, kesepuluh; guru actor sentral dalam mewujudkan pembelajaran efektif dan bermakna, kesebelas; keutamaaan membangun motivasi belajar, kedua belas; keutamaan membangun komunikasi dalam proses pembelajaran, ketiga belas; tips dan trik belajar efektif, keempat belas; pemanpaatan media dan teknologi informasi umtuk peningkatan mutu pembelajaran, terakhir buku dititup dengan daftar fustaka yang dilanjutkan dengan perkenalan riwayat hidup penulis.

Buku ini dari segi isi secara keseluruhan memang cukup baik, terutama dengan adanya tambahan “kutifan-kutifan kalimat pendek dari penulis atau dari penulis lain” sehingga dapat memperjelas setiap sub tema bacaan. Kemudian dari kerangka penulisan dan bahasa buku ini cukup sederhana sehingga dapat dibaca dan dipahami oleh masarakat umum. Tapi sayangnya dalam pemaparan setip bagian sub topic bahasan kurang mendalam, sehingga wajar saja jika dalam ukuran bukuyang tidak terlalu tebal memiliki banyak sub topic bahasan, dan apa yang ditawarkan berupa tips dan trik dalam pembelajaran dalam buku ini itu sudah tidak asing lagi, apalagi bagi kalangan guru-guru atau calon guru, sehingga bedanya dengan buku-buku yang disusun oleh penulis lain, buku ini disajikan dengan sederhana dan mudah dipahami.

Wednesday, September 26, 2007

Jenis-jenis validitas

jenis-jenis validitas

Menurut Elazar Pedhazur
validitas yang umum dipakai tripartite classification yakni:
1.Content,
2.Criterion dan
3.Construct
,
Sementara menurut Kenneth Bailey mengelompokan tiga jenis utama validitas yaitu :
1.Face validity,
2.Criterion Validity, dan
3.construct validity
,


Validitas

Validitas atau kesahihan menunjukan pada kemampuan suatu instrumen (alat pengukur) mengukur apa yang harus diukur (…. a valid measure if it succesfully measure the phenomenon), seseorang yang ingin mengukur tinggi harus memakai meteran, mengukur berat dengan timbangan, meteran, timbangan merupakan alat ukur yang valid dalah kasus tersebut. Dalam suatu penelitian yang melibatkan variabel/konsep yang tidak bisa diukur secara langsung, maslah validitas menjadi tidak sederhana, di dalamnya juga menyangkut penjabaran konsep dari tingkat teoritis sampai tingkat empiris (indikator), namun bagaimanapun tidak sederhananya suatu instrumen penelitian harus valid agar hasilnya dapat dipercaya.

Mengingat pentingnya masalah validitas. Maka tidak mengherankan apabila Para Pakar telah banyak berupaya untuk mengkaji masalah validitas serta membagi validitas ke dalam beberapa jenis, terdapat perbedaan pengelompokan jenis-jenis validitas, Elazar Pedhazur menyatakan bahwa validitas yang umum dipakai tripartite classification yakni Content, Criterion dan Construct, sementara Kenneth Bailey mengelompokan tiga jenis utama validitas yaitu : Face validity, Criterion Validity, dan construct validity, dengan catatan face validity cenderung dianggap sama dengan content validity. Berikut ini akan dikemukakan beberapa jenis validitas yaitu :

Validitas Rupa (Face validity). Adalah validitas yang menunjukan apakah alat pengukur/instrumen penelitian dari segi rupanya nampak mengukur apa yang ingin diukur, validitas ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen. Menurut Djamaludin Ancok validitas rupa amat penting dalam pengukuran kemampuan individu seperti pengukuran kejujuran, kecerdasan, bakat dan keterampilan.

Validitas isi (Content Validity). Valditas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur. Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Misalnya test bidang studi IPS, harus mampu mengungkap isi bidang studi tersebut, pengukuran motivasi harus mampu mengukur seluruh aspek yang berkaitan dengan konsep motivasi, dan demikian juga untuk hal-hal lainnya. Menurut Kenneth Hopkin penentuan validitas isi terutama berkaitan dengan proses analisis logis, dengan dasar ini Dia berpendapat bahwa validitas isi berbeda dengan validitas rupa yang kurang menggunakan analisis logis yang sistematis, lebih lanjut dia menyatakan bahwa sebuah instrumen yang punya validitas isi biasanya juga mempunyai validitas rupa, sedang keadaan sebaliknya belum tentu benar.

Validitas kriteria (Criterion validity). Adalah validasi suatu instrumen dengan membandingkannya dengan instrumen-pengukuran lainnya yang sudah valid dan reliabel dengan cara mengkorelasikannya, bila korelasinya signifikan maka instrumen tersebut mempunyai validitas kriteria. Terdapat dua bentuk Validitas kriteria yaitu : Validitas konkuren (Concurrent validity), Validitas ramalan (Predictive validity). Validitas konkuren adalah kemampuan suatu instrumen pengukuran untuk mengukur gejala tertentu pada saat sekarang kemudian dibandingkan dengan instrumen pengukuran lain untuk konstruk yang sama. Validitas ramalan adalah kemampuan suatu instrumen pengukuran memprediksi secara tepat dengan apa yang akan terjadi di masa datang. Contohnya apakah test masuk sekolah mempunyai validitas ramalan atau tidak ditentukan oleh kenyataan apakah terdapat korelasi yang signifikan antara hasil test masuk dengan prestasi belajar sesudah menjadi siswa, bila ada, berarti test tersebut mempunyai validitas ramalan.

Validitas konstruk (Construct Validity). Konstruk adalah kerangka dari suatu konsep, validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya. Menurut Jack R. Fraenkel validasi konstruk (penentuan validitas konstruk) merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan validasi lainnya, karena melibatkan banyak prosedur termasuk validasi isi dan validasi kriteria.

Lebih jauh Jack R. FraenkelI meneyatakan bahwa untuk mendapatkan validitas konstruk ada tiga langkah di dalamnya yaitu :

    1. Variabel yang akan diukur harus didefinisikan dengan jelas
    2. Hipotesis, yang mengacu pada teori yang mendasari variabel penelitian harus dapat membedakan orang dengan tingkat gradasi yang berbeda pada situasi tertentu
    3. Hipotesis tersebut diuji secara logis dan empiris.

Dalam upaya memperoleh validitas konstruk, maka seorang peneliti perlu mencari apa saja yang menjadi suatu kerangka konsep agar dapat menyusun tolok ukur operasional konsep tersebut. Pencarian kerangka konsep menurut Djamaludin Ancok dapat ditempuh beberapa cara :

    1. Mencari definisi-definisi konsep yang dikemukakan oleh para akhli yang tertulis dalam buku-buku literatur.
    2. Mendefinisikan sendiri konsep yang akan diukur, jika tidak diperoleh dalam buku-buku literatur
    3. Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang-orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden.

Mengingat pentingnya pendefinisian suatu konsep yang ingin diukur, maka seorang peneliti perlu mencermatinya, sebab definisi suatu konsep perlu dikembangkan dari mulai definisi teoritis, definisi empiris, sampai definisi operasional (dapat dipadankan dengan konsep teori, konsep empiris, konsep analitis/operasional, atau dengan konsep, dimensi, dan indikator) pemahaman definisi tersebut dapat dijadikan awal yang strategis untuk penjabaran konsep sampai diperoleh indikator, untuk kemudian disusun item-item yang diperlukan untuk sebuah instrumen penelitian.

Sementara itu Elazar J. Pedhazur mengemukakan tiga pendekatan dalam Validasi konstruk yaitu : 1). Logical analysis; 2). Internal structure analysis; 3). Cross-structure analysis. Analisis logis dalam konteks validasi konstruk dimaksudkan untuk membentuk hipotesis pembanding sebagai alternatif penjelasan berkaitan dengan konstruk/konsep yang akan diukur, hubungan antar konsep dan yang sejenisnya. Dalam pendekatan ini langkah yang diperlukan adalah pendefinisian konstruk/konsep, penentuan kesesuaian isi item dengan indikator, serta penentuan prosedur pengukuran.

Analisis struktur internal merupakan pendekatan kedua dalam validasi konstruk, analisis ini berkaitan dengan validitas indikator dari suatu konsep/konstruk, artinya indikator-indikator yang digunakan bersifat homogin (dalam tingkatan minimum) serta mengukur konsep yang sama (terdapatnya kesesuaian antara indikator-indikator dengan konsepnya).Sementara itu analisis struktur silang berkaitan dengan pengkajian analisis internal dari masing-masing konsep terhubung (yang unobservable) yang dihubungkan pada tataran empirisnya (indikator), sebab pada tataran inilah suatu hipotesis diuji.

2.3.1.1. Perhitungan/pengujian Validitas Instrumen

Apabila langkah-langkah tersebut di atas telah dilakukan, paling tidak langkah penjabaran konsep yang kemudian diikuti dengan penyusunan item-item instrumen, maka perhitungan statistik dapat dilakukan untuk perhitungan/pengujian validitas instrumen pengukuran. Perhitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi internal (sering juga disebut validitas item atau discriminating power/daya diskriminasi item), dalam arti sampai sejauh mana item-item mampu membedakan antara individu yang memiliki dan tidak memiliki sifat dari item pengukuran, hal ini berarti juga bahwa item-item dalam instrumen mengukur aspek yang sama. Dalam hubungan ini langkah yang dilakukan adalah dengan cara mengkorelasikan antara skor tiap item dengan skor total.

Dalam melakukan perhitungan korelasi antara skor item dengan skor total dapat menggunakan rumus korelasi Product moment apabila nilai-nilai skala telah dilakukan konversi menjadi interval (atau secara langsung dianggap interval dengan mengacu pada pendapat bahwa nilai skala dapat diperlakukan sebagai data interval), atau menggunakan rumus korelasi tata jenjang (Rank-Spearman). Untuk memperjelas cara perhitungannya berikut ini akan dikemukakan contoh perhitungan korelasi Product momen (cara perhitungan dengan berbagai variasi dapat dilihat dalam Bab 4) dan korelasi tata jenjang Spearman.

Sebuah instrumen penelitian/pengukuran terdiri dari 10 item dan disebarkan pada 10 orang responden dengan hasil skor seperti dalam tabel 2.2. perhitungan korelasi dilakukan untuk tiap item dari item nomor 1 sampai item no 10, untuk contoh perhitungan akan diambil item no 2

Tuesday, September 25, 2007

contoh rapor

Nama Madrasah : MI. DARUL HIDAYAH Kelas : 1 B

Alamat : Jl. KH. Manshur Poris Pelawad Indah Semester ke :1

Nama Siswa : husain umar Tahun Pelajaran:2006/2007

Nomor Induk : 06 11 95

A.

Mata Pelajaran

Aspek Penilaian

Nilai

Catatan Guru

Angka

Huruf

1.

Pendidikan Agama Islam




Alhamdulillah penguasaan seluruh aspek bagus, tingkatkan terus semangat kompetensi belajar untuk menuju yang terbaik


a. Qur’an dan Hadits

Penguasaan Ilmu

90

Sembilan puluh

Membaca

90

Sembilan puluh

Menghafal

90

Sembilan puluh

Menulis

80

Delapan puluh

Penerapan

90

Sembilan puluh

b. Aqidah Akhlak

Penguasaan Ilmu

90

Sembilan puluh


Penerapan

85

Delapan puluh lima

c. Fiqih

Penguasan Konsep

87

Delapan puluh tujuh


Penerapan

85

Delapan puluh lima

d. SKI

Penguasan Konsep




Peneladanan



2.

Pendidikan Kewarganegaraan

Pengusan Ilmu

86

Delapan puluh enam


Penerapan

82

Delapan puluh dua

3.

Ilmu Pengetahuan Sosial

Pengusaan Ilmu

85

Delapan puluh lima


Penerapan

85

Delapan puluh lima

4.

Bahasa Indonesia

Pengusaan Bahasa

90

Sembilan puluh

Selamat, terus tingkatkan prestasimu dan selalu bersyukur kepada Allah AWT.

Mendengarkan

90

Sembilan puluh

Berbicara

85

Delapan puluh lima

Membaca

90

Sembilan puluh

Menulis

90

Sembilan puluh

5.

Bahasa Arab

Pengusaan Bahasa

86

Delapan puluh enam


Mendengarkan

85

Delapan puluh lima

Berbicara

90

Semblan puluh

Membaca

90

Sembilan puluh

Menulis

85

Delapan puluh lima

6.

Matematika

Pengusaan llmu

85

Delapan puluh lima


Penalaran dan Komunikasi

80

Delapan puluh

Pemecahan Masalah

80

Delapan puluh

7.

Ilmu Pengetahuan Alam

Pengusaan Konsep

90

Sembilan puluh


Keterampilan Pengetahuan Alam

85

Delapan puluh lima

8.

Seni Budaya dan Keterampilan

Keterampilan Seni

78

Tujuh puluh delapan


Kerajinan

70

Tujuh puluh

9.

Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan

Permainan dan Olah Raga

60

Enam puluh


Aktivitas Pengembangan

60

Enam puluh

Uji diri/Senam



B.

Muatan Lokal






a. B Inggris……………….

Membaca

80

Delapan puluh


Menulis

80

Delapan puluh

b. Sempoa…….......................

Pengusaan Ilmu

80

Delapan puluh


Penerapan

80

Delapan puluh

C.

Pengembangan Diri






a. ………………..





b. ………………..






Jumlah Nilai


3014

Tiga ribu empat belas



Nilai Rata-rata


83.72

Delapan puluh tiga koma tujuh dua


Nama Madrasah : MI. DARUL HIDAYAH Kelas : 1 B

Alamat : Jl. KH. Manshur Poris Pelawad Indah Semester ke : 1

Nama Siswa : Haynun Natul Zuairiyah Tahun Pelajaran: 2006 / 2007

Nomor Induk : 06 11 95

PERILAKU

1. Kelakuan : Sikap /perilaku terhadap teman dan guru sudaj sangat baik

2. Kerajian dan Kedisiplinan : Kerajianan dan kedisiplinan sudah sangat baik

3. Kerapiahan : Kerapaihan dalam berpakian dan bertindak sudah baik

4. Kebersihan : Dalam menjaga kebersihan masih perlu motivasi



KEGIATAN BELAJAR PEMBIASAAN

1. Rutin : Upacara, Tadarrus

2. Spontan : Jabat tangan, mengucapkan salam, sopan santun, membuang sampah





Ketidakhadiran

Hari

1. Sakit

3

2. Izin

1

3. Tanpa Keterangan

1

Diberikan di : Cipondoh

Tanggal : 30-12-2006

Mengetahui Wali Kelas

Orang Tua/Wali

(abdulWardi) (nurseh a)